Coretan tinta sejarah perjalanan Cina Kuno menyebut suatu wilayah di bagian paling Selatan Sumatra yang disebut “Lampung” atau “wilayah angin Selatan”. Hal ini menunjukkan bahwa Lampung telah ada dan dikenal cukup lama dalam dunia perdagangan.
Provinsi Lampung secara umum wilayahnya
datar dengan gunung-gunung tinggi seperti Gunung Pesagi, Tanggamas,
Seminiung, Sekincau dan Raya yang merupakan gunung berapi tidak aktif.
Bandar Lampung, ibu kota Lampung, dulunya merupakan dua kota yang
terpisah yaitu Tanjungkarang dan Pelabuhan Teluk Betung yang tertutup
oleh debu gunung berapi setelah Gunung Krakatau meletus. Dalam
perkembangan selanjutnyanya, kota ini telah menjadi satu kota. Secara
geografis Provinsi Lampung terletak antara 3045' Lintang Selatan dan
103050' – 105050' Bujur Timur dengan luas wilayah 35,376,50 km². Curah
hujan di Lampung cukup tinggi tiap bulannya yaitu berkisar antara 2–27
hari. Temperatur berkisar antara 22,50C –32,80C dengan kelembaban
berkisar antara 80%-88%.
Banyak jenis wisata yang dapat Anda di
Lampung di antaranya beberapa kampung tua seperti Sukau, Liwa,
Kembahang, Batu Brak, Kenali, Ranau, dan Krui Lampung Barat. Ada juga
Festival Sekura yang diadakan dalam seminggu setelah Idul Fitri di
Lampung Barat, Festival Krakatau di Bandar Lampung, Festival Teluk
Stabas di Lampung Barat, Festival Way Kambas di Lampung Timur.
Sejarah
Peninggalan sejarah
menunjukkan bahwa Lampung dulunya ialah bagian dari Kerajaan Sriwijaya
hingga abad ke-11. Setelah itu, Lampung menjadi bagian dari Kerajaan
Melayu. Beberapa peninggalan megalitikum yang masih ada di Pugungraharjo
dipercaya berumur lebih dari 1.000 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa
Lampung dipengaruhi agama Hindu dan Budha. Lampung dikuasai kesultanan
Banten sejak 1500 hingga 1800 M. Putra mahkota Banten, Sultan Haji,
menyerahkan beberapa wilayah kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa kepada
Belanda. Di dalamnya termasuk Lampung sebagai hadiah bagi Belanda karena
membantu melawan Sultan Ageng Tirtayasa.
Lampung dengan tanahnya yang subur
terkenal sebagai penghasil lada hitam. Lada hitam pula yang mengilhami
bangsa Eropa untuk menguasai wilayah ini. Penguasaan sumber
rempah-rempah dunia berarti menguasai perdagangan dunia dan tentu saja
wilayahnya. Tidak heran jika Kesultanan Banten khawatir wilayah ini di
rebut pihak lain. VOC mengklaim menguasai wilayah ini sampai abad ke-17.
Pemerintah Hindia Belanda sempat mentransmigrasikan orang ke Lampung
untuk mengatasi masalah kepadatan penduduk di Pulau Jawa.
Kejayaan Lampung sebagai sumber lada
hitam pun mengilhami para senimannya sehingga tercipta lagu Tanoh Lada.
Bahkan, ketika Lampung diresmikan menjadi provinsi pada 18 Maret 1964,
lada hitam menjadi salah satu bagian lambang daerah itu. Namun, sayang
saat ini kejayaan tersebut telah pudar.
Transportasi
Masyarakat dan Budaya
Lampung telah menjadi tempat
berbaurnya masyarakat dari berbagai macam suku di Indonesia yang
bertransmigrasi sejak masa penjajahan. Bahkan banyak masyarakat Lampung
suku Jawa yang belum pernah menginjakkan kakinya di Pulau Jawa.
Jika Anda berkunjung ke Lampung, jangan
heran menyaksikan jumlah suku asli lampung lebih sedikit dibandingkan
suku-suku pendatang lainya. Hal ini di karenakan transmigrasi sejumlah
besar-orang dari pulau Jawa.
Ada berbagai jenis tarian khas Lampung. Salah satu jenis tarian yang terkenal adalah tari sembah disebut juga sigeh penguten
dan Tari Melinting. Ritual tari sembah biasanya diadakan oleh
masyarakat Lampung sebagai tarian penyambutan tamu dan kerap kali
dilaksanakan dalam upacara adat pernikahan masyarakan Lampung.
Kuliner
Dipengaruhi oleh
provinsi-provinsi tetangganya, masyarakat Lampung menyukai berbagai
jenis makanan. Terutama makanan Sumatra Barat yang pedas dan Anda
temukan di mana-mana. Makanan khas Palembang juga tersedia di setiap
sudut kota Lampung seperti pempek, tekwan dan makanan khas Palembang
lainnya. Selain itu, Lampung juga terkenal dengan keripik pisangnya yang
bisa Anda bawa pulang sebagai buah tangan.
Sumber : http://www.indonesia.travel
Sumber : http://www.indonesia.travel
0 komentar:
Posting Komentar